8/12/2012
Aku punya mimpi. Berbagai mimpi yang sudah ku timbun sejak lama. kukuburu dalam keasrian. kupendam dalam kediaman. mengapa demikian? itu hanya karena lingkungan. aku berhenti meneruskan mimpi -mimpi indah itu. mustahil. hanya kata itu yang bisa kujawab ketika nantinya akan ada yang menanyakan kediamanku tentang mimpi indahku. betapa bodohnya aku mengharapkan hal yang mungkin tidak akan terwujud.
Aku diam lagi. berpikir sejenak. lagi-lagi tentang berbagai mimpi yang aku khayalkan dulu. aku ulangi pikiran itu. aku merasa, setiap aku membangun mimpi-mimpi indah dalam hidupku selalu saja ada yang meremukkannya. bermimpi menjadi penulis, bermimpi menjadi dokter, bermimpi bersekolah di perguruan tinggi yang populer. Hah, itu semua terkubur begitu saja. apakah ada yang salah dengan diriku? apa aku telah melakukan dosa terbesar sehingga semua impianku begitu sulit untuk dikabulkan? aku hanya ingin membahagiakan orang yang ada disekitarku dengan impian yang aku dambakan selama ini.
Sekarang beberapa impian ada yang sudah tidak mungkin lagi aku gapai. hanya tersisa sedikit impian yang ada di benakku. tapi aku mulai kehilangan harapan mengenai itu. aku takut seperti dulu, jatuh dari gunung impian yang telah aku bangun sedemikian tingginya. aku takut berharap. aku takut mencipta mimpi. pokok impianku tidak ada yang terkabul saat ini.
Apakah aku harus berhenti percaya dengan yang namanya harapan? bukankah dulu aku sudah dikhianati oleh harapan?
Butuh waktu. itu kata orang padaku. sempat diam dan mendengarkan dua kata itu. apakah juga butuh air mata bergelas-gelas untuk menggapai impianku? Kadang apa yang aku inginkan lebih dulu didapatkan orang lain. mereka yang meggapainya lebih dulu hanya berjalan mendapatkannya dengan senyuman, sedangkan aku? aku berusaha berjalan mendapatkannya dengan tangisan.
Sekarang beberapa impian ada yang sudah tidak mungkin lagi aku gapai. hanya tersisa sedikit impian yang ada di benakku. tapi aku mulai kehilangan harapan mengenai itu. aku takut seperti dulu, jatuh dari gunung impian yang telah aku bangun sedemikian tingginya. aku takut berharap. aku takut mencipta mimpi. pokok impianku tidak ada yang terkabul saat ini.
Apakah aku harus berhenti percaya dengan yang namanya harapan? bukankah dulu aku sudah dikhianati oleh harapan?
Butuh waktu. itu kata orang padaku. sempat diam dan mendengarkan dua kata itu. apakah juga butuh air mata bergelas-gelas untuk menggapai impianku? Kadang apa yang aku inginkan lebih dulu didapatkan orang lain. mereka yang meggapainya lebih dulu hanya berjalan mendapatkannya dengan senyuman, sedangkan aku? aku berusaha berjalan mendapatkannya dengan tangisan.
Berusaha tersenyum saat orang ada didekatku adalah salah satu cara menunjukkan kalau aku masih kuat. aku masih sanggup berdiri meskipun impian yang paling aku dambakan tidak terkabul. bukankah itu berarti tuhan masih bersamaku? bukankah itu berarti tuhan tidak mengabulkan impianku bukan karena Dia membenciku? pikiran itu masih ada. pikiran itu.. apakah itu masih bisa disebut suatu harapan yang tak pernah aku sadari selama ini? harapanku, harapanku masih ada. harapanku masih ada. Tuhan masih bersamaku.
Impianku, Tuhan? apakah boleh aku teruskan? apakah boleh aku mendambakannya lagi? kalau memang boleh, akankah Kau menjatuhkanku lagi ditempat yang sama? Apabila aku bangkit lagi, apakah Engkau akan memberiku izin untuk mendapatkan mimpi-mimpi itu? Tuhan, aku sudah berkali-kali jatuh, aku lelah, izinkan kali ini aku merasakan manisnya mimpi-mimpi indah yang telah ku tata dalam memori ingatanku yang telah lampau.
bkn berarti Allah menjatuhkan kita dtempat yg ga kita inginkan vii, tp Allah menempatkan kita dtempat yg semestinya. mgkn tmpt itu nggak prnh terbayangkan sm kita sampe akhirnya kita ngerasa terbuang :)
BalasHapusbersyukur ajaa, kadang2 tanpa kita sadari, kita ada d'posisi yg jauh dr mimpi kita ini jg krn 'pembatasan diri' yg sbnrnya dilakukan sm diri kita sndiri :D