19 Januari 2014

"50 PENA CINTA" PART 18



BAGIAN 18
“50 Pena Cinta”
50 pena milik Raja Kuswantoro dan Mira Laksmina merangkaikan kata demi kata, menciptakan kisah demi kisah, dan menyambungkan rasa demi rasa yang mereka miliki satu sama lain. mereka hanya manusia biasa yang di pertemukan oleh goresan tinta di atas kertas.
Cinta dan mencintai adalah hal yang penting dalam kisah perjalanan mereka, tapi yang lebih penting lagi adalah perjuangan mereka dalam mempertahankan cinta yang sudah mereka rajut semenjak dini. Mencintai seseorang memang mudah untuk di lakukan, yang sulit adalah bagaimana kita mempertahankannya dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang menghadang dan rintangan yang datang menghujam.
Pena ke – 50 milik Raja yang masih belum kosong, menyadarkan Vey akan sebuah perjalanan yang belum berakhir. Hubungan cinta Raja dan Mira yang terputus oleh waktu diyakini dapat disambung oleh tinta kering pada pena ke – 50 itu. Meskipun mustahil, tapi keyakinanlah yang mengantarkan mereka menuju kisah yang indah, bukan prasangka buruk yang malah akan mengantar mereka pada sebuah kesedihan yang tak berujung.
Benar kata Vey dan Kek Raja. Tidak ada akhir yang menyedihkan, semua kisah dalam hidup ini pasti selalu berakhir bahagia, jika itu nantinya memang sedih, berarti itu masih bukan akhir, itu masih sebuah proses untuk menuju akhir yang bahagia. Kisah mereka diawali dengan kebahagiaan, di isi dengan perjuangan, dan berakhir dengan kebahagiaan yang dinantikan.
Lombok, 25 Desember 1968
Ini adalah pena ke 25 yang aku kirim untukmu, pena ke – 25 ini mengantarku padamu untuk menyampaikan cinta dan rinduku yang mendalam padamu.
……………………
Jika nanti kita ditakdirkan untuk bertemu pada sebuah titik yang masih tak tentu, apakah rasa bahagianya sama seperti waktu kita bertemu dalam secarik kertas yang tertoreh tinta hitam? Dan apakah akhirnya kita bisa tahu jawaban dari pertanyaan itu?
………………….
Lombok, 5 juni 2013
Ini adalah pena ke – 50 yang dulu pernah aku kirim untukmu karena menganggap kisah kita akan berakhir begitu saja. Aku telah mengganti isi pena yang kering ini dengan tinta yang lebih jelas dan terang goresannya. Bukankah itu berarti aku juga telah merubah kisah kita dengan kisah yang lebih jelas dan memiliki masa depan yang lebih terang dari kisah kita sebelumnya.
Dulu, aku pernah menanyakan suatu hal padamu, “Jika nanti kita ditakdirkan untuk bertemu pada sebuah titik yang masih tak tentu, apakah rasa bahagianya sama seperti waktu kita bertemu dalam secarik kertas yang tertoreh tinta hitam? Dan apakah akhirnya kita bisa tahu jawaban dari pertanyaan itu?” masih ingat? Sekarang aku sudah tahu jawabannya, dan aku yakin kamu pun tahu jawabannya.
Dengan pena ke – 50 ini akan aku mulai kisah baruku denganmu. Kisah yang tak pernah ada sebelumnya. Kisah yang akan abadi dalam ingatan orang – orang yang mengetahuinya. Kisah yang akan terlukis dalam catatan sejarah anak cucu kita…
…………
Kek Raja memberikan surat yang baru saja di tulisnya pada Nek Mira yang duduk di dekatnya. Kek Raja tersenyum memandang wajah istri tercintanya itu. Begitu cantik terlihat, begitu dalam cinta yang dirasa. “Bukankah dulu aku tidak membalas surat terakhirmu? Sekarang, ini adalah balasan suratmu 44 tahun silam.” Nek Mira tersenyum tulus, dia menerima surat balasan yang ditulis Kek Raja untuknya. “Terima kasih…” Kata Nek Mira. Tangan mereka saling berpegangan sambil merasakan aliran cinta yang semakin deras mengalir menghujani dua insan yang baru saja dipersatukan.
Share:

4 komentar:

  1. Wah, seneng banget akhirnya bisa baca juga.
    Akhir yg bahagia..
    Pengen punya kisah yg happy ending. Amiiinn :-D

    Buat novel lagi dong..
    Hehehehe
    #Maksabanget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inkaaaa... :D
      Ingat ya kata Vey..
      semua kisah pasti berakhir bahagia..
      jika itu tidak bahagia berarti itu masih belum akhir.. :D

      Hapus
  2. yey selesai :) bagus ceritanyaaaaa :D salam kenal yaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam Kenal juga Fatma.. :D
      Makasih udah baca novelku sampai akhir.. :D

      Hapus