BAGIAN 18
“50 Pena Cinta”
50 pena milik Raja Kuswantoro dan Mira Laksmina merangkaikan kata demi
kata, menciptakan kisah demi kisah, dan menyambungkan rasa demi rasa yang
mereka miliki satu sama lain. mereka hanya manusia biasa yang di pertemukan
oleh goresan tinta di atas kertas.
Cinta dan mencintai adalah hal yang penting dalam kisah perjalanan
mereka, tapi yang lebih penting lagi adalah perjuangan mereka dalam
mempertahankan cinta yang sudah mereka rajut semenjak dini. Mencintai seseorang
memang mudah untuk di lakukan, yang sulit adalah bagaimana kita
mempertahankannya dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang menghadang dan
rintangan yang datang menghujam.
Pena ke – 50 milik Raja yang masih belum kosong, menyadarkan Vey akan
sebuah perjalanan yang belum berakhir. Hubungan cinta Raja dan Mira yang
terputus oleh waktu diyakini dapat disambung oleh tinta kering pada pena ke –
50 itu. Meskipun mustahil, tapi keyakinanlah yang mengantarkan mereka menuju
kisah yang indah, bukan prasangka buruk yang malah akan mengantar mereka pada
sebuah kesedihan yang tak berujung.
Benar kata Vey dan Kek Raja. Tidak ada akhir yang menyedihkan, semua
kisah dalam hidup ini pasti selalu berakhir bahagia, jika itu nantinya memang
sedih, berarti itu masih bukan akhir, itu masih sebuah proses untuk menuju
akhir yang bahagia. Kisah mereka diawali dengan kebahagiaan, di isi dengan
perjuangan, dan berakhir dengan kebahagiaan yang dinantikan.
Lombok, 25 Desember 1968
Ini adalah pena ke 25 yang aku
kirim untukmu, pena ke – 25 ini mengantarku padamu untuk menyampaikan cinta dan
rinduku yang mendalam padamu.
……………………
Jika nanti kita ditakdirkan untuk
bertemu pada sebuah titik yang masih tak tentu, apakah rasa bahagianya sama
seperti waktu kita bertemu dalam secarik kertas yang tertoreh tinta hitam? Dan
apakah akhirnya kita bisa tahu jawaban dari pertanyaan itu?
………………….
Lombok, 5 juni 2013
Ini adalah pena ke – 50 yang dulu
pernah aku kirim untukmu karena menganggap kisah kita akan berakhir begitu
saja. Aku telah mengganti isi pena yang kering ini dengan tinta yang lebih
jelas dan terang goresannya. Bukankah itu berarti aku juga telah merubah kisah
kita dengan kisah yang lebih jelas dan memiliki masa depan yang lebih terang
dari kisah kita sebelumnya.
Dulu, aku pernah menanyakan suatu
hal padamu, “Jika nanti kita ditakdirkan untuk bertemu pada sebuah titik yang
masih tak tentu, apakah rasa bahagianya sama seperti waktu kita bertemu dalam
secarik kertas yang tertoreh tinta hitam? Dan apakah akhirnya kita bisa tahu
jawaban dari pertanyaan itu?” masih ingat? Sekarang aku sudah tahu jawabannya,
dan aku yakin kamu pun tahu jawabannya.
Dengan pena ke – 50 ini akan aku
mulai kisah baruku denganmu. Kisah yang tak pernah ada sebelumnya. Kisah yang
akan abadi dalam ingatan orang – orang yang mengetahuinya. Kisah yang akan
terlukis dalam catatan sejarah anak cucu kita…
…………
Kek Raja memberikan surat yang baru saja di tulisnya pada Nek Mira yang
duduk di dekatnya. Kek Raja tersenyum memandang wajah istri tercintanya itu.
Begitu cantik terlihat, begitu dalam cinta yang dirasa. “Bukankah dulu aku
tidak membalas surat terakhirmu? Sekarang, ini adalah balasan suratmu 44 tahun
silam.” Nek Mira tersenyum tulus, dia menerima surat balasan yang ditulis Kek
Raja untuknya. “Terima kasih…” Kata Nek Mira. Tangan mereka saling berpegangan
sambil merasakan aliran cinta yang semakin deras mengalir menghujani dua insan
yang baru saja dipersatukan.
Wah, seneng banget akhirnya bisa baca juga.
BalasHapusAkhir yg bahagia..
Pengen punya kisah yg happy ending. Amiiinn :-D
Buat novel lagi dong..
Hehehehe
#Maksabanget
Inkaaaa... :D
HapusIngat ya kata Vey..
semua kisah pasti berakhir bahagia..
jika itu tidak bahagia berarti itu masih belum akhir.. :D
yey selesai :) bagus ceritanyaaaaa :D salam kenal yaaaa
BalasHapusSalam Kenal juga Fatma.. :D
HapusMakasih udah baca novelku sampai akhir.. :D